Gerhana Bulan Sebagian, Akan Berlangsung Selama Lima Jam
Editor: Makmun Hidayat
Yang terakhir pada seri Saros 139 ini adalah pada tanggal 13 April 3065 (ke 79). Rentang waktu serinya sekitar 1406,35 tahun. Terdiri dari 37 gerhana penumbra, 15 gerhana sebagian, 27 gerhana total.
Proses gerhana ini, menurut Cecep, bisa terjadi karena sifat Bulan yang mengedari Bumi, sementara Bumi mengedari Matahari.
“Baik Bumi dan Bulan sama-sama tidak memancarkan cahaya sendiri, hanya mendapat cahaya dari Matahari. Jadi, dimengerti kalau baik Bumi dan Bulan memiliki bayang-bayang, baik bayang-bayang utama yang disebut umbra maupun bayang-bayang samar atau penumbra. Bila Bumi terkena bayang-bayang Bulan, terjadi gerhana Matahari. Apabila Bulan masuk bayang-bayang Bumi, terjadilah gerhana Bulan,” paparnya.
Dengan melihat posisi edar Bumi dan Bulan yang membentuk kemiringan 5,20 derajat, Cecep menjelaskan bahwa tidaklah setiap bulan akan terjadi gerhana.
“Bila kedua bidang orbit itu membentuk sudut atau kemiringan, maka akan terdapat garis potong antara kedua bidang tersebut, yang disebut garis nodal. Garis ini berputar secara teratur setiap 18,6 tahun ke arah barat atau periode nutasi Bulan. Apabila arah Matahari dekat sebuah titik nodal disebut musim gerhana yang berulang setiap 173,3 hari,” urainya.
Sementara itu, perpaduan antara periode nutasi dan periode fase Bulan (periode sinodis, yaitu 29,5 hari semisal Purnama ke Purnama berikutnya) menyebabkan gerhana serupa akan berulang setiap 18 tahun 11,3 hari. Periode inilah yang disebut periode Saros.
Cecep menyebutkan dengan melihat keseluruhan kombinasi, baik lintas edar Bumi dan Bulan, kaitannya dengan adanya pencahayaan Matahari, maka suatu saat akan terjadi peristiwa gerhana seperti GBS yang akan terjadi pada tanggal 17 Juli 2019.