Inflasi Semester I 2019 Balikpapan 2,40 Persen
Editor: Mahadeva
BALIKPAPAN – Di semester I 2019, secara kumulatif inflasi di Kota Balikpapan mencapai 2,40 persen. Salah satu faktor yang mendorong terjadinya inflasi adalah, penyesuaian tahunan biaya pendidikan dan sewa rumah serta kenaikan harga tarif angkutan udara.
“Faktor lain yang mendorong terjadinya inflasi pada semester satu adalah gangguan produksi tanaman sayuran, yang menyebabkan inflasi pada komoditi sayuran mencapai1,23 persen (ytd). Kemudian tingginya gelombang laut di perairan Selat Makassar sehingga ganggu aktivitas nelayan kemudian berdampak pada inflasi komoditi ikan lau,” terang Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Balikpapan, Sayid MN Fadli, usai rapat antisipasi risiko inflasi 2019, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Jumat (19/7/2019).
Sementara dari hasil evaluasi risiko dan potensi inflasi 2019, beberapa sektor yang berpotensi mendorong inflasi adalah, kenaikan biaya pendidikan dan kebutuhan sekolah tahun ajaran baru, risiko memasuki musim kemarau pada daerah sentra produksi, peningkatan permintaan pada hari besar keagamaan dan persistensi harga tiket pada batas atas.
“Akan tetapi ada beberapa hal yang diperkirakan bisa menahan laju inflasi pada semester II/2019. Salah satunya adalah pemerintah menjamin kecukupan pasokan komoditas pangan impor seperti bawang putih dan nilai tukar yang relatif stabil, ditambah stabilnya kondisi politik pasca pemilu,” tandasnya.
Sayid menyebut, antisipasi dari risiko inflasi dapat dilakukan dengan penguatan kerja sama antar daerah. Terutama untuk menjamin ketersediaan pasokan pangan, optimalisasi kegiatan menanam tanaman dilahan pekarangan (urban farming), dan Kawasan Rumah Pangan Lestasi (KRPL). “Optimalisasi peran kios penyeimbang pada empat pasar, dan kampanye konsumsi ikan, menawarkan langkah untuk menekan laju inflasi. Penyusunan neraca pangan untuk pemetaan surplus-defisit,” tambahnya.