Inovasi Mahasiswa UGM, Tingkatkan Kepatuhan Pengobatan Penderita HIV

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun terus meningkat. Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia bahkan diperkirakan mencapai 242.699 orang. Namun hingga sampai saat ini belum ada obat atau treatment khusus untuk menyembuhkan atau menghilangkan virus HIV.

Satu-satunya upaya yang dapat dilakukan melalui pengobatan antiretroviral (ARV) untuk menekan jumlah virus yang ada di dalam tubuh.

Meskipun ARV mendatangkan manfaat, namun masih terdapat tantangan yang harus dihadapi soal kepatuhan mengkonsumsi obat dan perilaku sehat ODHA. Sebab kepatuhan pengobatan akan mempengaruhi perilaku pencarian pengobatan yang menjadi faktor penting bagi pasien dan keberhasilan program pengobatan HIV/AIDS.

Mengatasi persoalan tersebut, tim mahasiswa UGM yang beranggotakan Isma Syafira Pratama dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, bersama dua mahasiswa Psikologi, yakni Susnanda Virginia Yosian dan Rahardian Rizal Akmal membuat inovasi program untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV pada ODHA.

Program yang mereka namakan ARVA-CEA ini merupakan metode terapi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV pada penderita HIV/AIDS yang berfokus untuk meningkatkan tiga aspek psikologis yaitu penerimaan diri, perasaan welas asih, dan efikasi diri.

“Ketiga aspek psikologis ini akan meningkatkan kepatuhan pengobatan pada ODHA,” kata Isma dalam rilis yang dikirim ke wartawan, baru-baru ini.

Seperti yang diketahui selama ini, untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV banyak menghadapi kendala faktor eksternal seperti dukungan keluarga, caregiver, ketersediaan obat, dan sebagainya.

Lihat juga...