Inovasi Mahasiswa UGM, Tingkatkan Kepatuhan Pengobatan Penderita HIV
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sehingga inovasi dalam penelitian lebih menitikberatkan pada faktor internal ODHA dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan ARV.
Produk dari penelitian Isma bersama rekannya ini berupa modul terapi ARVA-CEA yang berisikan terapi mindfulness atau peningkatan kualitas kesadaran diri dan tayangan video inspiratif dari role model. Terapi ini bisa berupa sikap penerimaan diri penderita ODHA.
“Modul ini digunakan oleh praktisi dan psikolog sebagai buku panduan dalam memberikan terapi kepada ODHA,” ujarnya.
Bentuk terapi ARVA-CEA ini dilakukan selama 4 kali pertemuan. Pertemuan pertama berupa psikoedukasi dimana ODHA diberikan materi mengenai mindfulness dan latihan pernafasan. Lalu pada pertemuan kedua, peserta diajarkan mengenal kesadaran seperti kesadaran pernafasan, pikiran dan deteksi tubuh melalui meditasi.
“Pertemuan ketiga berupa kesadaran mencintai diri sendiri yang mengajarkan ODHA untuk menerima keadaan dirinya, mencintai diri sendiri dan orang lain melalui meditasi cinta kasih,” katanya.
Selanjutnya, pada pertemuan keempat diberikan tayangan video inspiratif berupa role model yang sudah memiliki kepatuhan tinggi dalam pengobatan ARV dan sukses menjalani kehidupannya.
“Setelah itu peserta diberikan meditasi compassionate ideal. Selain itu, ODHA juga diminta untuk mempraktikkan meditasi secara mandiri yang ditugaskan dan dipantau melalui buku harian,” ujarnya.
Isma menuturkan inovasi yang mereka lakukan sejalan dengan program pemerintah program kesehatan three zeroes, yakni zero new HIV infection, zero AIDS related death dan zero discrimination yang dicanangkan oleh Kemenkes.
Ia berharap program ARVA-CEA diharapkan dapat membantu upaya pemerintah dalam program penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia sehingga angka kematian akibat HIV/AIDS dapat berkurang.