Kebutuhan ‘Dropping’ Air Bersih di DIY, Meningkat
YOGYAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat, kebutuhan dropping air di sejumlah wilayah yang menghadapi kekeringan saat musim kemarau mengalami peningkatan selama Juli dibanding kebutuhan bulan sebelumnya.
“Di beberapa wilayah, ada kecenderungan kenaikan permintaan dropping air bersih. Sampai pertengahan Juli, jumlah kebutuhan air bersih sudah lebih dari 50 persen dibanding bulan sebelumnya,” kata Kepala Pelaksanana BPBD DIY, Biwara Yuswantana, di Yogyakarta, Sabtu.
Berdasarkan data yang diterima BPBD DIY, kecamatan yang membutuhkan dropping air paling banyak adalah Kecamatan Girisubo di Kabupaten Gunungkidul. Pada Juni, kecamatan tersebut membutuhkan 200 tangki air dan hingga pertengahan Juli sudah membutuhkan 124 tangki air.
Kenaikan permintaan kebutuhan air bersih juga meningkat di kecamatan lain di Kabupaten Gunungkidul, seperti di Kecamatan Rongkop dari 104 tangki air pada Juni menjadi 60 tangki air hingga pertengahan Juli.
“Bahkan, Kecamatan Purwosari yang pada bulan lalu tidak membutuhkan bantuan air bersih kini sudah meminta bantuan air bersih sebanyak 20 tangki,” katanya.
Sedangkan di tiga kecamatan lain yaitu Panggang, Tepus, dan Paliyan kebutuhan bantuan air bersih juga mengalami kenaikan meskipun tidak sebanyak kecamatan lain yaitu masing-masing 20 tangki, 28 tangki dan delapan tangki.
Kebutuhan dropping air bersih tidak hanya dilakukan di Kabupaten Gunungkidul saja tetapi juga di dua kabupaten lain yaitu Bantul dan Kulon Progo.
Di Kabupaten Bantul, terdapat dua kecamatan yang membutuhkan “dropping” air yaitu Imogiri sebanyak lima tangki dan Kecamatan Piyungan empat tangki air.