Kemarau, Omset Budi Daya Bibit Ikan Turun 30 Persen
Editor: Mahadeva
YOGYAKARTA – Memasuki musim kemarau, sejumlah pembudidaya ikan di kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku mengalami penurunan omset hingga 30 persen.
Minimnya peternak yang membeli bibit ikan akibat tingginya resiko kematian. Salah seorang pembudidaya ikan, Cahyanta Susila, asal Sidomulyo, Godean menyebut, risiko kematian ikan setiap musim kemarau jauh lebih tinggi.
Khususnya pada jenis ikan tertentu, seperti gurami dan lele. Karena pengalaman tersebut, Cahyanta memilih menjual ikan jenis lain seperti nila, bawal dan patin. “Untuk musim kemarau, penjualan bibit menurun sekitar 30 persen. Itu untuk semua jenis ikan. Khusus untuk bibit lele dan gurami saya bahkan tidak berani menyetok, karena risiko kematian tinggi, apalagi untuk bibit ukuran kecil,” katanya Senin (1/7/2019).
Cahyanta di kemarau saat ini hanya memelihara bibit ikan bawal, nila dan patin. Jumlah bibit yang dijual juga menurun dari biasanya. Jika saat musim penghujan, Dia bisa menjual hingga 20 ribu ekor bibit bawal.
Saat ini hanya mampu menjual bibit bawal sekira 15 ribu ekor setiap minggunya. Begitu juga untuk bibit nila, dari biasanya mampu menjual bibit 2 kuintal, kini hanya mampu menjual 1 kuintal.
“Saat musim kemarau seperti sekarang, suhu air akan turun drastis saat malam hari. Sementara saat siang hari, suhu naik. Perubahan suhu inilah yang membuat daya tahan ikan menurun. Sehingga mudah mati. Karena itu banyak peternak yang memilih mengosongkan kolam. Apagi selama musim kemarau air juga susah,” ungkapnya.