Kemiskinan Masih Tinggi, Dana Desa di NTT untuk Gerakan Perekonomian
Editor: Mahadeva
KUPANG – Nusa Tenggara Timur, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, menjadi daerah termiskin ketiga di Indonesia setelah Papua dan Papua Barat.
Persentase penduduk miskin di NTT saat ini mencapai 21,09 persen. Jumlahnya meningkat 0,06 persen, bila dibandingkan dengan kondisi di September 2018. “Saya mendorong kepala desa dan aparaturnya memanfaatkan secara baik dana desa untuk pertumbuhan ekonomi, serta memastikan terserapnya tenaga kerja di desa,” tandas Wakil Ketua DPRD NTT, Alexander Take ofong, SFil, Jumat (19/7/2019).
Alex menyebut, demi peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka dana desa harus dipergunakan untuk membantu menurunkan angka kemiskinan. Diyakininya, jika dilakukan NTT bisa terbebas dari kemiskinan.
“Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) termasuk Bank Pemerintah Daerah NTT, harus bekerka keras dengan misi yang sama, guna pengentasan kemiskinan. Tentunya dilakukan dengan cara dan sistem kerja masing-masing lembaga,” tandasnya.
Menurut Alex, menurunkan angka kemiskinan tidak mudah dilakukan. Butuh kerja keras, cerdas, tersistematis dan terukur, dengan komitmen dan integritas yang kuat. “Dengan laporan dari BPS ini, bukan berarti NTT tidak berjalan maju. Sudah banyak gebrakan pembaharuan dengan visi tajam untuk kebangkitan dan kemajuan NTT, termasuk mengurangi angka kemiskinan,” terangnya.
Hanya saja, mantan pegiat LSM tersebut menyatakan, hasil yang dari upaya yang dilakukan baru akan terlihat di 2020 nanti. Diyakininya angka kemiskinan NTT bisa turun secara signifikan di tahun depan, dengan berbagai gebrakan yang dilakukan pemerintah daerah setempat.