Kibi dan Filu, Makanan Adat Etnis Lio
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
MAUMERE — Setiap daerah memiliki cara dan menu tersendiri dalam menyambut tamu, begitu juga bagi etnis Lio yang mendiami wilayah barat kabupaten Sikka hingga ke kabupaten Ende.
“Untuk menyambut tamu yang datang, masyarakat etnis Lio biasa menyajikan Pare Kibi dan Filu. Kedua makanan ini biasa dihidangkan kepada tamu sebagai penghormatan,” sebut kepala desa Tuwa, kecamatan Tanawawo, Ferdinandes Yandayani Wula, Sabtu (13/7/2019).
Dikatakan Yan, sapaannya, keduanya bisa dikatakan sebagai makanan adat yang hanya dihidangkan kepada tamu yang datang ke desanya sebagai ungkapan syukur atas penyambutan tamu.
“Selain untuk menyambut tamu, makanan ini juga disajikan saat acara adat dan pesta. Tidak setiap hari ada dan disantap karena hanya pada saat tertentu saja dibuat,” ungkapnya.
Makanan ini sebut Yan sejak turun temurun selalu dibuat dan tetap dipertahankan etnis Lio hingga sekarang.
“Kita tetap mempertahankan warisan nenek moyang dan merupakan sebuah kearifan lokal. Tamu yang datang harus disambut dan dihargai sehingga sebelum menyantap nasi maka disuguhkan Kibi dan Filu saat minum teh atau kopi,” terangnya.
Warga desa Gera kecamatan Mego, Inachensia Dua Kuben menjelaskan, proses pembuatan Kbi dan Filu tergolong mudah.
“Untuk membuat Kibi, beras dari padi lokal yang biasanya padi ladang direndam semalaman. Setelah itu dikeringkan airnya lalu disangrai menggunakan tembikar atau periuk tanah hingga matang,” terangnya.