Ovitrap dan Pak Selamat, Sukses Turunkan DBD di Pengasinan
Editor: Mahadeva
BEKASI – Puskesmas Pengasinan, yang membawahi dua kelurahan di Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, sukses menekan kasus Demam Berdarah Dangue (DBD).
Metode ovitrap menggunakan media ember hitam dan air bersih, menjadi cara yang diterapkan. “Untuk kasus DBD di wilayah Puskesmas Pengasinan, rangking tiga, dari 56 Kelurahan se-Kota Bekasi. Tapi Alhamdulillah sejak program ovitrap diterapkan, bisa turun,” ungkap Kepala Puskesmas Pengasinan, Dwi Wahyuningsih, Jumat (26/7/2019).
Ovitrap adalah suatu alat, yang dipakai untuk memutuskan siklus hidup nyamuk, tepatnya sebelum pupa nyamuk berubah menjadi nyamuk secara sederhana. Metode sederhana tersebut dilakukan tanpa mengeluarkan biaya, tetapi cukup maksimal membasmi nyamuk demam berdarah.
Dwi mengatakan, setiap rumah pasti memiliki titik tertentu yang menjadi tempat berkumpulnya nyamuk. Program tersebut diberi nama Pak Selamat (Pemantauan Jentik Selasa-Jumat). Setiap keluarga harus melihat kondisi ember tempat ternak jentik. Jika ditemukan ada jentik, air kemudian disaring dan dibuang ke tanah.
Petugas Puskesmas hanya mengimbau dan mengedukasi untuk mencegah kasus DBD. Tetapi, semua berpulang kepada warga untuk siaga dengan menunjuk satu jumantik di setiap satu rumah. Jumantik ditugaskan khusus menjaga kebersihan rumah dari jentik dan nyamuk.
Melalui Program Pak Selamat, dibuat grup WA yang rutin mengingatkan warga untuk memeriksa ternah jentiknya. “Jentik nyamuk harus dua hari sekali dipantau. Jika dibiarkan sampai satu minggu maka jentik akan menjadi nyamuk,” tandasnya.
Nyamuk DBD suka bertelur di air yang bersih. Jika menggunakan media lain, seperti gula atau ragi, pernah di coba namun hasilnya tidak maksimal. Banyak hewan lain seperti semut dan kecoa yang masuk ke ember ternak jentik.