Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Masih Gunakan Kantong Plastik
JAKARTA — Sejumlah pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mengaku belum bisa meninggalkan penggunaan kantong plastik karena masih dibutuhkan oleh konsumen.
“Kalau tidak pakai kantong plastik, terus mau pakai apa. Masak dagangan diserakan begini aja,” kata Hendar (54), pedagang wortel saat ditemui di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (15/7/2019).
Hal serupa juga diungkapkan Rendi (25) pedagang lemon lokal. Menurut dia, pembeli tidak akan mau belanja kalau tidak disediakan kantong plastik.
“Mana ada yang mau beli kalau tidak pakai plastik,” katanya.
Hendar, Rendi dan sejumlah pedagang di Pasar Kramat Jati rata-rata menggunakan kantong plastik transparan bening dengan ukuran lima sampai 10 kilogram.
Setiap pedagang menjual barang dagangannya yang dibungkus dalam plastik transparan dengan belanja minimal lima kilogram dan 10 kilogram. Dalam sehari jumlah sayuran yang dijual mencapai lima ton minimal.
“Di sini (Kramat Jati) belanjanya grosiran, paling minim lima kilogram,” kata Rani (39, pedagang bawang merah.
Pasar Induk Keramat Jati salah satu dari sekian banyak pasar tradisional di bawah pengelolaan Perusahaan Daerah (Perumda) Pasar Jaya.
Di Pasar Induk Kramat Jati terdapat penjual grosir buah dan sayur serta pusat perkulakan JakGrosir yang dibuka sejak 2017.
Kepala Humas Perumda Jaya, Amanda Dinajar, mengatakan, direksi Perumda Pasar Jaya telah mengeluarkan surat edaran dan imbauan kepada masing-masing kepala pasar untuk menyosialisasikan ke seluruh pasar dan gerai milik Pasar Jaya tentang diet kantong plastik atau pengurangan kantong plastik di pasar.
“Untuk pedagang pasar sampai saat ini masih kita coba lakukan pendekatan untuk mengurangi plastik sekali pakai dengan melakukan sosialisasi dengan dinas terkait,” katanya.