Pengaruh Gaya Gravitasi pada Tubuh Astronot
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Pengaruh gaya gravitasi pada tubuh manusia sudah ada semenjak manusia mulai tercipta. Perubahan gravitasi, baik turun maupun naik akan menyebabkan beberapa gangguan pada tubuh manusia.
Peneliti Mikrobiologi Universitas Indonesia Prof. Dr. Pratiwi Soedarmono, PhD menyebutkan yang pertama terpapar oleh perubahan gaya gravitasi adalah pada sirkulasi darah.
“Seorang astronot akan mengalami pengaruh pada tubuhnya saat adanya peningkatan gaya gravitasi. Saat satuan gravitasi meningkat menjadi 4G atau 5G maka darah akan dipaksa untuk mengalir ke bagian bawah tubuh. Jadi aliran darah ke jantung akan berkurang,” kata Dr. Pratiwi saat menjadi pembicara di peringatan 50 tahun pendaratan manusia di bulan yang diselenggarakan di Pacific Place Jakarta, Senin malam (29/7/2019).
Pada saat terjadi pengurangan pasokan darah ke jantung, maka terjadi juga penurunan pasokan darah ke mata dan otak. “Saat ini terjadi, maka ada peluang untuk terjadinya grayout. Atau suatu kondisi dimana penglihatan akan berubah menjadi abu-abu. Karena retina mata itu sensitif terhadap hipoksia,” ujar Dr. Pratiwi.
Kondisi grayout ini akan menjadi suatu pertanda bahwa telah terjadi penurunan aliran darah ke otak.
“Tahapan selanjutnya, akan terjadi blackout. Yaitu suatu kondisi dimana manusia akan kehilangan total penglihatan. Walaupun kesadaran dan aktivitas muskular masih ada,” ujarnya lebih lanjut.
Blackout ini merupakan indikasi akan masuknya manusia ke tahap kehilangan kesadaran. “Ketika tekanan meningkat diatas 5G, hipoksia sudah mencapai tingkat kritis yang mengakibatkan hilangnya kesadaran,” ucap wanita yang merupakan astronot wanita pertama Indonesia ini.