Pratiwi: Kesiapan Mental, Hal Utama Bagi Para Astronot

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Menjadi seorang astronot bukan hanya membutuhkan kesiapan fisik yang prima. Tapi ada yang lebih penting lagi, yaitu kesiapan mental.

Peneliti Mikrobiologi Universitas Indonesia Prof. Dr. Pratiwi Soedarmono, PhD menyatakan dalam persiapan untuk menjadi seorang astronot, tes fisik itu hanya memiliki porsi 40 persen saja.

“Sisanya adalah tes mental. Karena seorang astronot harus mampu memotivasi dirinya pada suatu kondisi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya,” kata Dr. Pratiwi saat peringatan 50 tahun pendaratan manusia di bulan yang diselenggarakan di Pacific Place Jakarta, Senin malam (29/7/2019).

Dr. Pratiwi memaparkan bahwa kondisi lingkungan yang akan dihadapi oleh para astronot sama sekali berbeda dengan apa yang bisa dibayangkan oleh para pekerja lainnya di bumi.

“Pertama, kita akan menghadapi suatu kondisi tanpa gravitasi. Dan ini suatu kondisi yang akan memengaruhi hormon manusia. Tanpa mental yang dipersiapkan sebelumnya, maka calon astronot akan merasa kaget. Yang mengakibatkan turunnya kinerja tubuh,” papar wanita yang merupakan astronot wanita pertama dari Indonesia ini.

Dalam kondisi tanpa gravitasi dan sering kali hanya sendiri, seorang astronot juga dituntut untuk tetap mampu beraktivitas melakukan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya.

“Saat kita dalam tugas, seseorang akan dituntut untuk tidak mudah putus asa dan mampu bertahan tanpa merasa depresi. Bayangkan saja, kita harus hidup sendiri dalam jangka waktu yang lama,” ujar Dr. Pratiwi.

Oleh karena itu, menurutnya, salah satu pelatihan bagi calon astronot adalah memasuki simulasi dalam ruangan sendirian dan sangat sepi. Tidak ada suara sedikit pun.

Lihat juga...