SD Negeri Gambiran Antara Ada dan Tiada

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

YOGYAKARTA — Terletak tepat di sisi barat sungai Gajahwong, Umbulharjo, Yogyakarta, SD Negeri Gambiran siang itu nampak sepi. Bangunan sekolah yang terdiri dari ruang-ruang kelas nampak hanya membisu mengelilingi sebuah lapangan kecil yang biasa digunakan untuk menggelar kegiatan upacara bendera.

Selain karena tempatnya yang cukup tersembunyi yakni di bantaran sungai tengah kampung, hari itu memang merupakan masa libur kenaikan kelas. Sehingga tak ada satupun murid yang masuk ke sekolah untuk mengikuti pelajaran.

Meski begitu, sejumlah guru yang mayoritas berusia tua nampak tetap masuk seperti biasanya. Mereka berada di ruang guru, untuk menunggu calon murid baru yang hendak mendaftar.

Meski jadwal pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah ditutup, SD Negeri Gambiran memang harus tetap membuka pendaftaran hingga tahun ajaran baru dimulai. Hal itu karena sampai dengan saat ini mereka masih kekurangan pendaftar atau calon murid baru.

Dari kuota satu kelas/rombel sebanyak 28 murid, SD Negeri Gambiran hingga saat ini baru mendapatkan sebanyak 13 orang . Itupun sebanyak 3 orang belum secara resmi dinyatakan mendaftar karena belum melengkapi syarat berkas-berkas pendaftaran yang diperlukan.

“Setiap tahun kita memang selalu kekurangan murid. Tahun lalu saja kita hanya dapat 4 orang murid. Tahun ini sudah jauh lebih baik. Karena sejauh ini kita sudah dapat 13 siswa,” kata salah seorang guru, Retno Miyasih.

Meski dari sisi fasilitas tak jauh berbeda dengan sekolah lainnya, SD Negeri Gambiran memang setiap tahunnya selalu kalah bersaing dengan sekolah lain. Dari 6 kelas yang ada, tercatat jumlah keseluruhan murid di sekolah ini hanya sebanyak 44 orang.

Lihat juga...