Sepi Pembeli, Pasar Alok Maumere Terancam Gulung Tikar

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Ratusan pedagang kecil yang menjual sayuran dan aneka bumbu dapur di pasar Alok, kota Maumere, kabupaten Sikka, mengeluh sepi pembeli. Lesunya perdagangan di pasar Alok sudah terasa sejak tahun 2018 dan berlanjut hingga tahun 2019.

“Sejak dua tahun belakangan ini pembeli sudah mulai menurun. Banyaknya pasar senja yang dibuka membuat pedagang di sini terus mengalami penurunan penjualan,” sebut Leni Marlina, pedagang sembako di pasar Alok, Selasa (9/7/2019).

Leni Marlina, pedagang sembako di pasar Alok yang mengaku penjualan terus mengalami penurunan. Foto: Ebed de Rosary

Leni menyebutkan, dalam sehari dirinya paling banyak untung Rp100 ribu saja. Terkdang juga keuntungan yang didapat hanya Rp50 ribu bahkan tidak ada pembeli sama sekali. Kecuali hari Selasa yang merupakan hari pasar mingguan.

“Para pedagang selalu menyampaikan hal ini kepada pemerintah termasuk pengelola pasar. Tetapi hal ini tidak digubris sama sekali. Pemerintah juga memperparah dengan kebijakan membuka pasar pagi di lokasi TPI Alok,” sesalnya.

Pedagang sayur lainnya, Brigita Seru, menyebutkan, penjualan sayuran di pasar Alok pun terus mengalami penurunan. Selain banyak pedagang dari desa yang menjual sayuran sendiri di pasar Alok dan pasar tingkat Maumere, banyak juga yang menjual di pasar senja.

“Harusnya pasar Alok dijadikan pasar induk sehingga semua sayuran dibongkar di pasar ini. Lalu diambil pedagang eceran untuk dijual di pasar-pasar kecil lainnya. Bila tetap mempertahankan sistem semua pedagang bisa berjualan di pasar Alok, maka pedagang akan menumpuk. Sementara pembeli terus menurun,” ujarnya.

Lihat juga...