AS Nilai China Manipulasi Mata Uang
WASHINGTON — Pemerintah AS menilai China memanipulasi mata uangnya dan akan terlibat bersama Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menghilangkan persaingan tidak adil dari Beijing, ujar Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan pada Senin (5/8/2019).
Langkah ini membawa hubungan yang sudah tegang antara Amerika Serikat dan China kian memanas dan memenuhi janji Presiden AS Donald Trump untuk melabeli China sebagai manipulator mata uang, untuk pertama kalinya sejak 1994.
Tindakan AS menyusul China yang memungkinkan yuan melemah hingga level penting tujuh yuan per dolar AS pada Senin untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Beijing kemudian mengatakan akan berhenti membeli produk-produk pertanian AS, yang memicu perang perdagangan selama setahun dengan Amerika Serikat.
Penurunan tajam 1,4 persen dalam yuan terjadi beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengejutkan pasar keuangan dengan berjanji untuk mengenakan tarif tambahan 10 persen pada sisa 300 miliar dolar AS impor dari China mulai 1 September, secara tiba-tiba merusak gencatan senjata singkat dalam perang dagang yang telah mengganggu rantai pasokan global dan memperlambat pertumbuhan.
Berita itu membuat dolar AS melemah tajam dan mendorong harga emas.
Departemen Keuangan mengatakan pernyataan dari bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC), pada Senin (5/8/2019) menjelaskan bahwa pihak berwenang China memiliki kendali yang cukup besar terhadap nilai tukar yuan.
PBOC mengatakan pada Senin (5/8/2019) bahwa pihaknya akan “terus … mengambil tindakan yang perlu dan ditargetkan terhadap perilaku umpan balik positif yang mungkin terjadi di pasar valuta asing.”