Bahan Baku Ikan Asin dan Teri di Bakauheni Melimpah

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Nelayan di kawasan Bakauheni panen ikan. Sebelumnya, gempa 7,4 Skala Richter (SR) di perairan Banten sempat dikhawatirkan akan menganggu aktivitas para nelayan.

Yusuf, pemilik usaha pembuatan ikan asin dan teri rebus menyebut, nelayan sempat khawatir terjadi gempa susulan. Sementara potensi tsunami, membuat pemilik bagan apung di perairan Minang Rua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, khawatir alat usahanya akan rusak.

Hasil tangkapan nelayan di awal Agustus menurut Yusuf cukup melimpah. Hal itu, didukung kondisi cuaca yang bersahabat. Faktor tersebut dipengaruhi kondisi teluk tempat bagan apung merupakan jalur migrasi ikan.

Fenomena gempa bumi membuat pelagis atau ikan bergerombol berlindung di lokasi aman. Kawasan Minang Rua memiliki Pulau Sekepol dan Pulau Mengkudu, dan batu alif, sebagai lokasi migrasi ikan.

Proses merebus ikan asin dan teri menggunakan bahan bakar kayu – Foto Henk Widi

Bahan baku ikan asin yang diperoleh meliputi selar, tanjan layur, teri jengki dan teri katak. “Nelayan bagan congkel, bagan apung, bagan mini dan nelayan perahu sempat khawatir. Namun tercanyata cuaca bersahabat, dan arus perairan hangat mengarah ke perairan Bakauheni lokasi belasan bagan apung berada,” ungkap Yusuf, keoada Cendana News, Senin (5/8/2019).

Pada awal Agustus dalam semalam jaring bagan apung berhasil mengangkat ikan berbagai jenis hingga 20 cekeng. Satu cekeng, rata-rata memiliki berat 10 kilogram. Hasil tersebut lebih banyak dibandingkan perolehan pada Juli lalu, yang rata-rata hanya enam cekeng perhari.

Lihat juga...