Belajar Toleransi dari Kampung Sawah-Bekasi
Editor: Koko Triarko
BEKASI – Kampung Sawah, berada di dua Kelurahan, yakni Jatimelati dan Jatimurni, Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi, Jawa Barat. Wilayah tersebut dikenal sebagai Kampung Toleransi, karena jauh sebelum Indonesia merdeka, kerukunan antarumat beragama sudah terjalin dan terjaga hingga kini.
“Awalnya, mungkin nenek moyang kami di sini agamanya Budha, karena rajanya Islam, rakyat pun ikut. Hingga pada 1800-an, ada misionaris, maka hadirlah agama Katolik dan Protestan di Kampung Sawah ini, itu yang pokoknya,”ungkap Rahmadin Afif (75), Ketua Yayasan Pendidikan Fisabilillah (Yasfi), kepada Cendana News, Minggu (11/8/2019).
Abah, sapaan akrab Ketua Yasfi tersebut, merupakan salah satu sesepuh di Kampung Sawah, dari umat muslim setempat. Dia mengatakan, dari dulu namanya Kampung Sawah belum berubah, dikenal sebagai perkampungan yang tenang dan banyak sawah layaknya kampung pada umumnya. Tetapi, bermacam keyakinan hidup saling berdampingan dan sudah terjalin dari dulu.
Ada tiga tempat ibadah saling berdekatan di Kampung Sawah, yakni Gererja Katolik Santo Servatius, Gereja Kristen Pasundan dan Masjid Agung Al Jauhra Yasfi.
Bahkan, ada tiga sekolah berbasis agama di masing-masing tempat ibadah. karena keberadaan beberapa tempat ibadah di wilayah Kampung Sawah, tempat tersebut juga dikenal sebagai Segitiga Emas.
Abah mengisahkan, di Kampung Sawah, meski berlainan agama, hidup berdampingan dan memiliki toleransi tinggi, merupakan salah satu warisan budaya. Penyebab kerukunan itu salah satunya karena masih ada hubungan kekeluargaan antara satu dan lainnya, meskipun berbeda agama.