INAFOR 2019 Bahas Restorasi Hutan dan Limbah
Editor: Koko Triarko
Tantangan serius lainnya yang dihadapi Indonesia, menurut Agus, yaitu pengelolaan limbah di perkotaan akibat pertumbuhan populasi yang cepat. Pusat-pusat kota besar di Indonesia menghasilkan hampir 10 juta ton limbah setiap tahun, dan jumlah ini meningkat 2 hingga 4 persen setiap tahun. Isu ini menjadi makin kritis dewasa ini.
Agus mencontohkan, penerapan hasil litbang dapat ditempuh oleh masyarakat dan berbagai pihak, seperti cara pengomposan limbah rumah tangga yang cepat, berteknologi rendah dan murah.
Pada 2009, lebih dari 19.000 keranjang kompos dan 14 pusat kompos telah didirikan di berbagai kota di Indonesia.
Upaya penerapan hasil litbang semacam ini adalah yang kita butuhkan untuk menyelesaikan masalah pengelolaan limbah, karena telah membantu mengurangi jumlah limbah yang diangkut ke lokasi pembuangan akhir secara signifikan.
“Tidak hanya kegiatan pengomposan, memberikan pendapatan tambahan untuk keluarga berpenghasilan rendah, tetapi juga mengurangi gas rumah kaca yang dihasilkan di tempat pembuangan sampah. Ini juga menunjukkan, bahwa terlepas dari berbagai masalah dalam restorasi hutan dan pengelolaan limbah, akan selalu ada cara untuk menyelesaikannya,” kata Agus Justianto.
Disampaikan Agus, Konferensi Internasional ke-5 INAFOR adalah media pertemuan ilmiah bagi semua peneliti kehutanan Indonesia dan internasional, baik dari sektor pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi.
INAFOR diselenggarakan oleh BLI KLHK setiap dua tahun untuk mengkomunikasikan hasil capaian terkini secara luas terhadap berbagai hasil penemuan litbang kehutanan.
Selain itu, konferensi ini juga menjadi wadah bertukar informasi dan diskusi ilmiah, dalam rangka memperbarui arah litbang dan inovasi serta mencari solusi mengatasi permasalahan bidang lingkungan hidup dan kehutanan.