Inflasi di NTT Dipicu Komponen Pendidikan
Editor: Mahadeva
KUPANG – Inflasi di Nusa Tenggara Timur dipicu oleh pengeluaran di sektor pendidikan. Inflasi sebesar 0,21 persen di NTT, selain dipicu komponen pendidikan, juga oleh kebutuhan rekreasi dan olahraga.
“Persetanse inflasi ini masih lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,31 persen. Inflasi 0,21 persen ini dipicu oleh komponen pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,85 persen,” sebut Kepala Biro Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Maritje Pattiwaellapia, Kamis (1/8/2019).
Komponen pendidikan sebagai faktor pemicu inflasi, karena di triwulan II tepatnya di Juli, merupakan tahun ajaran baru sekolah. Beberapa komponen pengeluaran sekolah, seperti uang sekolah, buku pelajaran, bimbingan belajar mengalami kenaikan. Kemudian kompomen sandang, seperti pakaian seragam juga mempengaruhi pengeluuaran masyarakat. “Di Juli, Aparatur Sipil Negara mendapatkan gaji 13 yang bisa dipergunakan untuk membeli pakaian,” jelasnya.
Komponen kesehatan menempati peringkat ketiga pendorong inflasi. Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,20 persen, sedangkan kelompok makanan sebesar 0,06 persen.
Di Juli 2018, baik NTT, maupun Kota Kupang mengalami deflasi. Sementara Kota Maumere mengalami inflasi. Namun di 2019, Provinsi NTT dan Kota Kupang mengalami inflasi, sementara Kota Maumere mengalami deflasi. “Inflasi dan deflasi terjadi karena beberapa hal yaitu musim, ketersediaan pangan serta kebijakan pemerintah. Angka inflasi ini cukup terkendali sehingga perlu dijaga termasuk ketersedian pangan,” pesannya.