Koleksi Bacaan Bergambar di Pedesaan Lamsel Belum Memadai
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Bagi anak-anak yang belum bisa membaca buku bacaan bergambar disebutnya bisa menjadi alternatif. Sebab saat anak-anak membutuhkan buku ilmu pengetahuan dengan gambar berwarna akan lebih menarik.
Sebagai solusi mendapatkan buku bacaan bergambar, Ardy Yanto kerap harus mengeluarkan uang dari hasil kerjanya. Selain itu ia juga bekerjasama dengan sejumlah pegiat literasi lain dari wilayah Lampung, Cilegon hingga ke Cirebon.
Selain itu sejumlah donatur perseorangan kerap mengirimkan bukunya dengan memakai jasa ekspedisi dan sebagian mengantar langsung ke rumahnya.
“Sekarang program pustaka bebas bea masih berlangsung namun prosedurnya rumit sehingga banyak yang akhirnya tidak jadi mengirim buku,” ungkap Ardy Yanto.
Kekurangan buku bacaan bergambar diakuinya masih terus diusahakan oleh Ardy Yanto. Terlebih menjelang perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-74 buku-buku sejarah perjuangan sangat dibutuhkan.
Sejumlah buku bacaan bergambar tentang perjuangan diantaranya Bung Karno sebagai bapak proklamator, Panglima Besar Sudirman dan sejumlah pahlawan nasional.
Buku bacaan bergambar diakuinya lebih diminati anak-anak karena cukup tipis. Anak-anak yang memilih buku bacaan bergambar kerap hanya melihat sejumlah halaman bergambar yang dipenuhi beragam warna.
Sebagian anak-anak disebutnya kerap membaca buku bergambar dengan pendampingan dari orangtua. Sebab sebagian orangtua memiliki peran dalam mengajarkan anak-anak mencintai buku.
Buku bacaan bergambar disebutnya sangat diperlukan bagi anak-anak di pedesaan. Menggunakan motor dengan dua tas kain untuk membawa buku, ia kerap datang ke sejumlah dusun.