Lapek Koci, Perpaduan Kacang Hijau dan Gula Aren yang Khas dari Padang
Editor: Mahadeva
PADANG – Lapek Koci, adalah kuliner berasa lembut di lidah khas dari Kota Padang. Perpaduan rasa kacang hijau dan manisnya gula aren, menjadikan menu tersebut sangat disukai masyarakat setempat.
Namun, sebagai kuliner warisan leluhur, Lapek Koci saat ini jarang dijual di warung-warung rakyat. Namun, kuliner tersebut hanya diproduksi tangan-tangan para ibu rumah tangga, yang merupakan pendudukan asli masyarakat Minang.
Lapek koci merupakan hasil perpaduan kacang ijo, beras ketan putih, dan gula merah aren. Perpaudan tersebut memunculkan sensasi rasa lapek yang begitu enak sebagai cemilan. Salah satu yang membuat lapek terasa lezat adalah bungkus-nya masih menggunakan daun pisang, dan dimasak secara tradisional.
Eli, masyarakat yang beruntung bisa memesan lapek koci, mengatakan, untuk mendapatkan lapek koci Dia harus memesannnya kepada yang membuat kue jauh-jauh hari. Seperti halnya untuk momen Iduladha beberapa waktu lalu, Eli memesannya tiga hari sebelum perayaan. Alasan yang membuat harus memesan jauh-jauh hari, karena untuk membuat adonannya membutuhkan waktu.
“Iya saya mesan dulu, kue lapek poci untuk sajian keluarga usai pulang shalat Iduladha. Kalau dilihat dari ukurannya, memang tidak terlalu besar, tapi harganya per-butir itu Rp2.500. Beda dengan kue pada umumnya hanya Rp1.000 per butir. Tapi wajarlah harga segitu, enak soalnya,” katanya, Sabtu (17/08/2019).
Sulit untuk menemukan lapek koci di Kota Padang. Karena tidak banyak diproduksi. Hal itu dikarenakan, minat masyarakat terhadap lapek koci belum begitu banyak, jika dibandingkan kuliner lain. Apalagi kalau dilihat dari sejarahnya, lapek poci sebenarnya bukanlah makanan yang diperjual belikan di warung-warung. Tapi lapek koci dihadirkan untuk mengisi sajian acara pernikahan, sebagai makanan pencuci mulut.