Legislatif Dukung Alokasi Anggaran Atasi Kekerdilan di NTT
Editor: Mahadeva
KUPANG – Dalam pidato peringatan HUT kemerdekaan RI ke-74, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, menegaskan masih tingginya angka stunting atau kekerdilan di daerahnya.
Angka stunting pada bayi dan balita di NTT selama 2018 masih tergolong tinggi, angka prevalensinya mencapai 42,46 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 30,8 persen.
“Memang benar bahwa angka stunting di NTT masih tinggi, yang diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan bergizi baik bagi Anak, maupun Ibu hamil dan menyusui,” kata Alexander take Ofong, S.Fil, Wakil Ketua DPRD NTT kepada Cendana News, Sabtu (17/8/2019).
Jika ditelusuri, stunting disebabkan oleh kemiskinan akut. Selain itu, terjadi karena kekurangan pemahaman tentang pola hidup sehat. Khususnya mengenai makanan lokal bergizi. “Menyadari hal itu, DPRD mendukung kebijakan pemerintah provinsi NTT yang menjadikan upaya pengurangan dan pengentasan stunting sebagai kebijakan prioritas,” tegasnya.
Kebijakan tersebut harus diikuti langkah dan terobosan nyata. Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan semua potensi pangan lokal yang tersedia. “Pangan lokal sudah terbukti mengandung gizi yang tinggi, antara lain kelor (merungge), sorgum, serta sayuran-sayuran bergizi lainnya. Selain itu disertai dengan pemanfaatan makanan yang bersumber dari perikanan atau kelautan dan peternakan rakyat,” tuturnya.
DPRD NTT mendukung langkah dan terobosan yang dibutuhkan melalui politik anggaran. Pada perubahan anggaran 2019 ini, dana untuk pos tersebut ditambah mejadi Rp3 miliar.