Merajut Laba dari Rajutan Sepatu Berpola Khusus
Editor: Mahadeva
BEKASI – Mengisi kekosongan saat pengunjung salon sepi, Kartini (42), seorang ibu rumah tangga warga Perum KSB blok E1 No. 8 Desa Sukaragam, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mencoba kreasi rajutan khusus sepatu, tas dan dompet.
Tapi dari tiga jenis rajutan yang dipelajarinya Tini, sapaan akrabnya, fokus pada rajutan sepatu kostum berpola khusus. Upaya mengembangkan sepatu rajut pola khusus, karena tingkat kesulitannya lebih tinggi dan harga jual yang lumayan.
“Sepatu rajut, tingkat kerumitannya lebih tinggi. Karena pengerjaannya harus menyesuaikan ukuran tertentu sesuai pesanan. Jadi hitungannya berbeda-beda,” ujar Tini, ibu tiga anak tersebut kepada Cendana News, Selasa (6/8/2019).
Untuk sepatu, biaya bahan bakunya mencapai Rp250 ribu. Yaitu untuk biaya sol dan bahan baku dasar benang poly. Cost produksi tersebut, belum biaya jasa pembuatan dan lainnya.
Memulai merambah bisnis rajutan, dilakoni Tini sejak 2017 silam. Awalnya, dari usaha membuka salon di rumah. Usaha tersebut berjalan tidak menentu, terkadang ramai, terkadang sepi. Dari pada mengantuk menunggu pelanggan, dicoba belajar rajut dengan niatan mengisi kekosongan. “Awal belajar merajut tas, dompet dan sandal cover rajutan. Tapi sekarang mencoba rajutan sepatu khusus,” tukas Tini.
Untuk sepatu yang dirajut, memiliki pola khusus. Pola tersebut harus membeli baru bisa diproduksi. Untuk Indonesia, sepatu karya Tin’s hanya memiliki dua model saja. Dalam pembuatan sepatu rajutan, memerlukan ketelitian. Jika salah setengah sentimeter saja, maka akan berakibat fatal.