Perawatan Bagus, Budi Daya Timun Sangat Menjanjikan

Editor: Mahadeva

BOGOR – Budi daya timun, menjadi alternatif dan lebih menjanjikan penghasilan bagi petani di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tapi, untuk hasil tersebut, perlu ketelatenan dalam perawatan, agar memberi hasil panen berlimpah.

“Budidaya tanam timun Bandana ini, sama seperti merawat bayi, setiap hari dilakukan perawatan, seperti membersihkan rumput, dan menata rambatannya di tempat yang disediakan,” kata Chadi (38), seorang petani timun kepada Cendana News, Senin (19/8/2019).

Chadi, warga Kabupaten Karawang, bersama satu rekannya asal Indramayu, sengaja menyewa lahan satu hektare di daerah tersebut senilai Rp6 juta. Sewa lahan di wilayah Kampung Palasari, Desa Mampir, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk jangka waktu satu tahun.

Lahan tersebut dimanfaatkan, untuk menanam beberapa jenis tanaman sayur mayur seperti cabe, mentimun dan oyong. Tanaman cabe masih berumur satu bulan. Satu pohon timun, biasanya dari awal panen sampai selesai, bisa menghasilkan 1,5 kilogram (kg). Buah timun bandana atau sejenis timun lalapan, bisa sampai sebelas kali petik panen dengan cara bertahap setiap dua hari sekali.

“Saya hitung panen sebelumnya, saat mencoba menanam mentimun di lahan seluas 8000 meter persegi. Total mengeluarkan uang mencapai Rp26 juta. Dan itu bertepatan diharga bagus sih,” ungkap Chadi.

Dari pertama tanam hingga panen timun bendana, sebenarnya hanya perlu waktu satu bulan. Proses panen cukup cepat, jika dibanding tanaman cabe atau tanaman lainnya. Begitu-pun untuk modal awal, Chadi menyebut, untuk lahan seluas 5.000 meter persegi, hanya mengeluarkan modal Rp1 juta.

Biaya tersebut sudah sama dengan belanja pupuk dan tenaga. Budidaya timun bibit murah, tapi biaya tenaga sama pupuk yang mahal. “Alhamdulillah saya budidaya dengan sendiri. Tidak membayar tenaga, kami kerjakan berdua jadi biayanya kecil. Namun demikian tentu tetap kami hitung biaya tenaga setelah panen tentunya,” papar Chadi.

Lihat juga...