Pulau Miossu, Pulau Kecil Terluar Miliki Kekayaan Hayati-Nonhayati

Bahkan, kata Wayan, dalam satu lokasi di Pulau Miossu, kima ditemukan dengan kepadatan 680 individu per hektare.

Hasil analisis CFDI (Coral Fish Diversity Index) (Allen & Werner, 2002) menunjukkan kondisi ikan terumbu karang yang berada di Pulau Miossu termasuk dalam kondisi luar biasa (extraordinary) dengan ditemukan lebih dari 330 jenis ikan terumbu karang, dengan kepadatan 28.000 individu per hektare setara biomassa 5.800 kilogram per hektare.

Ikan-ikan itu lalu digolongkan ke dalam tingkat kelangkaannya terbagi tiga, yaitu kategori jenis hampir terancam (Near Threatened), yaitu: Blacktip Reef Shark, Chevron butterflyfish, Bluespotted Ribbontail Stingray, Bower’s Parrotfishes, Yellow-tail Parrotfish, Narrow-barred Spanish mackerel, Coral Catshark, Brown-marbled Grouper.

Selanjutnya, ikan dalam kategori rentan (vulnerable), yaitu: Sicklefin Devil Ray, Green Humphead Parrotfish dan satu jenis termasuk dalam kategori terancam punah (Endangered Species) yaitu Humphead Wrasse atau yang
lebih dikenal dengan Ikan Napoleon dengan jumlah yang berlimpah yaitu dengan rata-rata kepadatan sebesar 109 individu per hektare.

“Selain ikan, di Pulau Miossu terdapat 20 jenis mangrove, 7 jenis lamun, ada penyu dan dugong juga,” ujar Wayan

Yang unik, di Pulau Miossu adalah sistem adat penduduknya yang sangat melindungi sumber daya alamnya.

“Kami merekomendasikan untuk dibuat wilayah konservasi lautan di sana dengan melibatkan penduduk lokal karena mereka sangat peduli pada alamnya,” tandas Wayan.

Sebelumnya diberitakan, 55 orang peneliti dan ilmuwan yang tergabung dalam pusat penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Coral Reef Rehabilitation and Management Program – Coral Triangle Initiative (Coremap-CTI) menelusuri delapan pulau-pulau kecil terluar (PPKT) di Indonesia.

Lihat juga...