Singkong, Kuliner Alternatif Kala Kemarau di Lamsel
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Bahan kuliner alternatif masih bisa diperoleh warga Lampung Selatan (Lamsel) dampak gagal panen padi.
Rohmanto, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan menyebut singkong menjadi alternatif bahan kuliner pengganti nasi. Memiliki tanaman yang dikembangkan pada lahan kebun miliknya, ia memanfaatkan singkong menjadi bahan gaplek yang selanjutnya diolah menjadi nasi tiwul.
Tiwul menurut Rohmanto bisa digunakan sebagai pengganti nasi sebab memiliki kandungan karbohidrat. Meski demikian kadar yang lebih rendah dibanding nasi membuat tiwul banyak dicari.
Sejumlah warga yang memiliki diet untuk mengurangi karbohidrat akibat diabetes memilih tiwul. Pemanfaatan singkong menjadi tiwul menurut Rohmanto sudah dilakukan turun temurun.
“Keluarga kami berasal dari Gunung Kidul Yogyakarta yang akrab dengan nasi tiwul. Saat menetap di Lampung menanam singkong masih terus kami lakukan sebagai bahan kuliner sekaligus cadangan makanan saat gagal panen padi,” terang Rohmanto saat ditemui Cendana News, Sabtu (31/8/2019) sore.
Rohmanto menyebut bahan pangan alternatif dari singkong merupakan kearifan lokal yang dipertahankan. Sebab selama ini masyarakat masih begitu bergantung dengan nasi dan masih belum akrab dengan nasi tiwul.
Proses pengolahan menjadi berbagai jenis kuliner, singkong yang dibuat gaplek dan tiwul dikreasikan menjadi makanan tradisional. Makanan tradisional berbahan gaplek diantaranya gatot goreng dan nasi tiwul goreng.
Suharni salah satu kerabatnya mengungkapkan, membuat singkong menjadi tiwul. Meski proses pembuatan cukup panjang, butiran tiwul bisa disimpan dalam jangka panjang. Butiran atau beras tiwul menurutnya bisa menjadi pengganti beras dari padi.