Sumur Bor Dalam Dinilai Paling Tepat Atasi Kekeringan di Gunung Kidul

Editor: Koko Triarko

Kecamatan Ngawen tempat tinggal Rubiman, merupakan salah satu daerah yang langganan mengalami persoalan kekeringan setiap tahunnya. Setidaknya terdapat 3 desa, di wilayah kecamatan Ngawen yang selalu mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau, yakni desa Jurang Jero, Watu Sigar, dan Sambirejo.

Dari 8 dusun di desa Jurang Jero, saat ini sebenarnya hanya tinggal satu dusun saja yang masih harus rutin mendapatkan bantuan dropping air bersih. Sementara, 7 dusun lainnya terbilang mulai mampu mengatasi persoalan kekeringan, karena berbagai upaya yang dilakukan pemerintah maupun warganya. Salah satu upaya itu adalah pemanfaatan potensi air tanah melalui pembuatan sumur-sumur bor dalam.

Sekretaris Desa Jurang Jero, Aris Wijayadi, mengakui sumur dalam sebagai solusi jangka panjang paling efektif untuk mengatasi persoalan kekeringan di desanya. Hal itu karena tidak adanya sumber-sumber mata air yang debitnya cukup besar untuk dimanfaatkan seluruh warga desa.

“Di Jurang Jero ini sebenarnya ada 4 sumber mata air. Tapi debitnya kecil, saat musim kemarau airnya selalu menyusut. Jadi, hanya bisa dimanfaatkan untuk lingkup dusun saja. Sedangkan sumur-sumur dangkal yang banyak dibuat warga, juga selalu mengering saat musim kemarau. Sehingga memang sumur bor dalam yang paling efektif,” katanya.

Pembuatan sumur bor dalam di desa Jurang Jero, sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Selain memanfaatkan program pemerintah, sumur bor dalam ini juga kerap dibuat oleh masyarakat secara swadaya.

Sekelompok kecil warga yang ada di lingkup RT biasanya akan patungan mengumpulkan uang, guna membiayai pembuatan sumur bor dalam tersebut untuk digunakan bersama-sama.

Lihat juga...