15 Hektare Lahan Padi Puso di Banyumas Ajukan Klaim Asuransi

Editor: Koko Triarko

PURWOKERTO – Meski pada musim kemarau panjang ini, area sawah di Kabupaten Banyumas banyak yang puso dan gagal panen, namun jumlah klaim asuransi hasil pertanian masih sangat minim. Dari total sawah puso di Banyumas yang mencapai lebih dari 300 hektare, yang mengklaim asuransi hanya sekitar 15 hektare.

Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Banyumas, Widarso, mengatakan, pengajuan klaim asuransi pertanian akibat puso yang masuk ke pihaknya hanya 15 hektare. Dan, saat ini yang sudah cair baru 3 hektare.

“Total tanaman padi yang puso cukup banyak, sampai 300 hektare lebih, tetapi yang mengajukan klaim asuransi hanya 15 hektare. Sekarang klaim asuransi masih dalam proses dan yang cair baru untuk 3 hektare,” terang Widarso, Senin (2/9/2019).

Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Banyumas, Widarso. -Foto: Hermiana E. Effendi

Minimnya pengajuan klaim asuransi dari para petani ini, karena yang mengikuti program asuransi hasil pertanian memang sedikit. Padahal, jika ditelisik lebih lanjut, petani akan sangat diuntungkan dengan asuransi pertanian. Terutama saat musim kemarau panjang seperti sekarang ini, atau pun pada saat cuaca ekstrem.

“Untuk satu hektare tanaman padi yang puso, mendapat ganti dari klaim asuransi sebesar Rp6 juta. Jumlah ganti rugi tersebut sebenarnya setara dengan hasil panen petani, sehingga sangat disayangkan, jika sampai saat ini masih banyak petani yang tidak ikut asuransi,” jelasnya.

Padahal, lanjut Widarso, untuk pembayaran iuran asuransi tiap bulannya, petani masih mendapatkan subsidi dari pemerintah. Yaitu, 80 persen asuransi dibayarkan oleh pemerintah, sehingga petani hanya perlu membayar sekitar Rp35.000 per bulan untuk satu hektare sawah.

Lihat juga...