Agupena: Guru Harus Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas

Editor: Koko Triarko

LARANTUKA – Kehadiran organisasi Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) di kabupaten Flores Timur (Flotim), sejak 1 Maret 2015, telah membuat literasi di Flotim kembali hidup. Lewat berbagai kegiatan pelatihan, lomba maupun berbagai gerakan menghidupkan taman baca, literasi di Flotim sangat bergeliat dan mendapat apresiasi berbagai pihak.

“Agupena Flotim belum mendampingi guru untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah. Ini yang ke depan di bawah kepengurusan yang baru mampu melakukan hal ini,” harap Maksimus Masan Kian, ketua Agupena cabang Flotim, Senin (23/9/2019).

Dikatakan Maksi, sapaannya, karya ilmiah itu bukan hanya sebagai bahan atau referensi untuk mengurus kenaikan pangkat. Dengan menghasilkan karya limiah, para guru bisa mengunjungi berbagai wilayah berkat tulisan tersebut.

Thomas Akaraya Sogen, Ketua Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Provinsi NTT. -Foto: Ebed de Rosary

Karena itu, tegasnya, Agupena Flotim akan mulai melakukan pendampingan di sekolah-sekolah yang ada pengurus Agupena-nya. Di sekolah tersebut akan dilatih menulis karya ilmiah secara gratis.

“Agupena NTT mempunyai jurnal ilmiah, tetapi hanya satu-dua karya ilmiah dari guru Flotim yang dimuat di sana. Intinya, ada kerja sama, kolaborasi dan konsistensi,” katanya.

Bila sejak dideklarasikan pada 1 Maret 2015, para pengurus tidak konsisten, loyal dan setia, sebut Maksi, maka saat ini Agupena Flotim hanya sekadar cerita dan tidak ada di muka bumi Flotim.

Pelantikan pengurus baru Agupena periode ke dua, tegasnya, harus menjadi momentum penting, di mana Agupena terus ada.

Lihat juga...