Belasan Kecamatan di Sikka Melaporkan Krisis Air Bersih
Editor: Mahadeva
MAUMERE – Sebanyak 13 kecamatan di Kabupaten Sikka, NTT, melaporkan kondisi krisis air yang dialami. Hal itu, sebagai dampak kemarau bekepanjangan yang terjadi di daerah tersebut. Warga yang tinggal di dataran tinggi atau pegunungan, adalah mereka yang melaporkan kondisi tersebut. Mereka lebih banyak mengandalkan air hujan, untuk konsumsi sehari-hari akibat ketiadaan mata air.
Dengan demikian, masih ada delapan kecamatan yang tidak meaporkan kondisi krisis air bersih. “Sampai akhir Agustus, 13 kecamatan serta 35 desa yang melaporkan krisis air bersih,” kata kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, NTT, Muhammad Daeng Bakir, Senin (9/9/2019).
Sesuai dengan masa waktu tanggap darurat yang berakhir akhir Agustus, BPBD Sikka telah mendistribusikan air ke semua wilayah yang mengalami krisis. “Semua permintaan warga telah kami penuhi. Air bersih sudah kami distribusikan kepada 3.752 kepala keluarga. Semuanya 354 tanki ukuran 5 ribu liter,” ungkapnya.
Dengan sudah terpenuhinya semua permintaan warga, BPBD Sikka sudah tidak mendistribusikan air lagi. Bila ada kecamatan lain melaporkan adanya krisis air bersih, maka BPBD akan meneruskan kepada Bupati Sikka, untuk memperpanjang masa tanggap darurat. “Untuk penanganan lanjutan, kami masih menunggu laporan dari kecamatan dan desa yang masyarakatnya mengalami krisis air bersih. Bila ada laporan maka akan dijadikan dasar untuk memberikan bantuan,” katanya.