Budi Daya Kangkung Cabut di Lahan Terbatas, Menjanjikan Penghasilan Tambahan
Editor: Mahadeva
BEKASI – Murta (74), warga RW 08, Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi Jawa Barat, memiliki penghasilan lebih dengan budi daya kangkung cabut, yang dilakukan di atas lahan terbatas. Lahan tersebut milik sebuah perusahaan yang ada di wilayah setempat.
“Kangkung cabut atau kangkung akar ini, modal kecil, tapi hasilnya lebih menjanjikan. Begitupun perawatannya cukup mudah, minim resiko gagal panen,” ujar Murta, kepada Cendana News, Senin (9/9/2019).
Murta tidak bekerja sendiri. Dia, bersama warga lain mengelola lahan kosong milik sebuah perusahaan. Lahan tersebut ditanami berbagai jenis sayur seperti bayam. Setiap panen, sudah ada yang mengambil dan dibeli Rp500 per-ikat. “Harganya Rp500 per-ikat, paling terdiri dari beberapa batang. Kangkung cabut, biasanya di-suplay untuk penjual pecel,” tandas Murta, yang saat ditemui Cendana News sedang memanen kangkung cabut bersama isterinya.
Menurutnya, dari awal penanaman masa panen kangkung cabut memerlukan waktu 25 hari. Proses perawatan hanya menggunakan pupuk kandang. Sementara untuk bibit dibeli dalam bentuk botolan.
Namun saat ini, Murta mengaku menunggu panen sedikit lama dari biasa karena musim kemarau. Menyiasatinya, setiap sore Murta menyirami tanamannya menggunakan mesin penyedot air. Tips budi daya kangkung cabut atau kangkung darat, diawali dengan mengolah tanah dengan dicangkul agar gembur. Kemudian, dibuat bedengan dengan lebar satu meter dan panjang menyesuaikan petak lahan.
Jarak antar bedengan 30 hingga 40 sentimeter. Fungsinya, sebagai saluran drainase dan jalan untuk pemeliharaan dan pemanenan. “Kangkung cabut ini saat penanaman cukup ditebar dilahan yang sudah disiapkan. Nanti juga hidup sendiri, tetapi awalnya, tentu harus rajin menyiram agar hasilnya maksimal apalagi sekarang di Bekasi lagi kemarau,” paparnya.