Cincau, Minuman Tradisional Penawar Dahaga di Kala Kemarau
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Di musim kemarau, kuliner minuman segar menjadi alternatif masyarakat untuk melepas dahaga. Salah satu menu tradisional yang masih dibuat warga di pedesaan adalah cincau hijau.
Tanaman merambat dengan berbagai jenis, yang dikenal dengan nama ilmiah Cylea barbata tersebut, kerap diolah sebagai minuman untuk dijual. Matmunah, penjual es cincau menyebut, sudah berjualan minuman segar tersebut sejak lima tahun silam.

Wanita asal Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan, Lamsel itu menyebut, tanaman cincau sengaja ditanam di kebunnya. Ia khusus memakai cincau rambat, yang mudah tumbuh dan tetap tumbuh meski kemarau melanda. Ada ratusan rumpun tanaman cincau di kebunnya, sebagai bahan baku minuman yang menyerupai agar-agar tersebut. Sebagai minuman tradisional, pembuatan cincau dalam bentuk jel atau agar-agar dilakukan secara manual.
Daun cincau sebanyak lima kilogram dibersihkan, lalu diperas dengan tangan. Pada pembuatan jumlah banyak, bisa digunakan blender, agar menghasilkan endapan sempurna. Daun cincau yang sudah diperas, dibersihkan menggunakan saringan kain atau saringan teh. “Pada pembuatan cicau, agar lebih cepat saya gunakan kain karena dalam sekali pembuatan untuk dijual butuh bahan yang lebih banyak terutama saat hari pasaran untuk dijual di pasar atau ada acara olahraga di lapangan kecamatan,” ungkap Matmunah kepada Cendana News, Sabtu (28/9/2019).
