Cuaca Bersahabat di Bakauheni Untungkan Produsen Ikan Asin
Editor: Koko Triarko
Menurut Yusuf, pasokan bahan baku ikan asin dan teri yang lancar juga didukung oleh musim kemarau. Saat musim kemarau, proses pengeringan ikan asin bisa dilakukan lebih cepat. Pada kondisi cuaca mendung, Yusuf menyebut proses pengeringan ikan asin rebus membutuhkan waktu sepekan. Saat kemarau, pengeringan membutuhkan waktu hanya selama tiga hari.
Proses pengeringan ikan asin dan teri yang cepat saat kemarau sekaligus menjaga kualitas. Sebab, pengeringan pada musim kemarau membuat ikan yang dihasilkan minim terkena jamur. Kondisi sebaliknya saat musim penghujan, ikan asin yang dihasilkan kerap berjamur karena terkena hujan.
Hasil pengeringan ikan asi, teri akan dikemas selanjutnya dikirim ke sejumlah pengepul di pasar tradisional wilayah Lampung dan Banten. Pada kondisi normal, Yusuf bisa mengirim 1 ton ikan asin dan teri ke distributor. Munculnya sejumlah usaha kuliner, menurutnya, menjadi penyebab permintaan ikan asin dan teri terus meningkat.
“Permintaan akan ikan asin dan teri memberi sumber penghasilan bagi sejumlah nelayan yang ada di pesisir Lamsel,” terang Yusuf.
Dian, pekerja pembuatan ikan asin teri rebus mengungkapkan, pada awal September, ikan tanjan dan layur masih mendominasi. Bahan baku ikan untuk pembuatan ikan asin rebus, menurutnya, menyesuaikan musim. Sebab, pada musim angin timur sejumlah ikan pelagis berkumpul di sekitar teluk Minangrua. Penggunaan bagan apung sebagai alat tangkap menjadi salah satu sumber pemasok bahan baku.
Pada masa panen ikan tanjan dan layur, Dian menyebut rata-rata ia bisa menjemur sekitar 5 kuintal. Hasil tersebut lebih banyak dibandingkan dengan hasil tangkapan bulan sebelumnya. Sebab, bulan sebelumnya kondisi cuaca tidak bersahabat, dan membuat hasil tangkapan menurun. Saat hasil tangkapan menurun, ia hanya bisa mengolah sekitar 2 kuintal ikan.