Dampak Karhutla, 919.516 Orang Terkena ISPA 

Editor: Koko Triarko

JAKARTA — Dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di sejumlah provinsi, mengakibatkan tingginya penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Berdasarkan catatan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada 919.516 orang menderita ISPA dan jumlah ini diperkirakan akan bertambah.

“Tercatat ada 919.516 penderita infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA, tersebar di enam provinsi, yaitu Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan,” kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, saat jumpa pers di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (23/9/2019).

Sebenarnya, kata Agus, total penderita ISPA  900 ribu yang catatan Kemenkes, dari catatan Kementerian Kesehatan ini kemudian kita sajikan dengan data yang dicatat BNPB. Dengan rincian, 275.793 orang penderita ISPA berada di Riau, 63.554 orang di Jambi, 291.807 orang di Sumatra Selatan, 180.695 orang di Kalimantan Barat, 40.374 orang di Kalimantan Selatan, dan 67.293 orang di Kalimantan Tengah.

“Kita perkirakan jumlah tersebut sangat mungkin bertambah, mengingat kepekatan asap makin bertambah. Jadi, BNPB masih menunggu pembaruan data resmi dari Kemenkes terkait jumlah penderita ISPA ini,” ujarnya.

Lebih jauh, Agus menyebutkan, bukan hanya kerugian dari sisi kesehatan yang diderita dampak dari pembakaran hutan dan lahan. Tapi dari sisi ekonomi atau materi, BNPB memperkirakan kerugian mencapai Rp66,3 miliar.

“Jadi perkiraan kita sampai saat ini kurang lebih sepertiga dari tahun 2015, yang mencapai kerugian Rp221 triliun,” sebutnya.

Agus menambahkan, hingga saat ini operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) terus dilakukan di Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, guna mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang masih terus terjadi.

Lihat juga...