Gangguan Isi Ulang Saldo e-Money Akibatkan Operator Kapal Merugi
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
Berdasarkan estimasi operator kapal, satu kali pelayanan dengan waktu sekitar 30 menit pihaknya mengalami kerugian hingga Rp15juta. Kerugian dihitung berdasarkan angka rata rata satu kali pelayanan kapal memuat 60 kendaraan berbagai jenis.
Saat terisi muatan 60 unit kendaraan operator mendapat omzet Rp30juta. Sebaliknya saat pelayanan di pintu pembelian tiket tersendat kapal maksimal hanya memuat sekitar 30 unit kendaraan atau hanya mendapat Rp15juta.
“Artinya ada penurunan jumlah muatan berkaitan langsung dengan pendapatan, kondisi ini terjadi pada hari normal,” papar Warsa.
Hasan, salah satu pengurus jasa ekspedisi mengungkapkan ia berharap sistem diperbarui. Sebab selama ini pengurus masih mengandalkan provider yang ada di pelabuhan Bakauheni. Sejumlah pengurus dalam waktu dekat bahkan harus melakukan top up uang elektronik di luar pelabuhan. Sebab kontrak sejumlah provider yang menjual top up dan kartu uang elektronik akan segera berakhir.
“Imbas gangguan pelayanan isi ulang saldo membuat kendaraan ekspedisi terlambat tiba di pulau Jawa melalui pelabuhan Bakauheni,” papar Hasan.