‘Gawe Au’ Tarian Bambu dari Adonara

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LARANTUKA – Tarian Gawe Au, berasal dari dusun Lewonarapesa Narasaosina, kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Dikisahkan bahwa awal mula tarian Gawe Au ini adalah ketika ada sayembara besar yang diadakan oleh seorang gadis cantik yang telah hilang dalam pengembaraan beberapa tahun.

Dia tersesat dan terus pergi meninggalkan saudara kembarnya seorang laki-laki. Dia pun membuat sayembara mencari orang yang bisa menari Gawe Au bersama dirinya.

“Siapa yang bisa menari Gawe Au bersamaku dengan sempurna dan kakinya tidak terjepit sedikit pun oleh bambu, maka jika dia perempuan akan aku jadikan saudara. Jika dia laki-laki boleh mengambilku sebagai istrinya,” tutur Piet Lonek, pelatih tarian Gawe Au, menjelaskan tentang makna tarian Gawe Au, Minggu (15/9/2019) malam.

Tarian Gawe Au yang ditarikan dengan melompat-lompat di antara sejumlah bambu, Minggu (15/9/2019) – Foto: Ebed de Rosary

Mendengar pengumuman itu, terang Piet, ada tujuh orang yang siap mengikuti sayembara itu. Enam orang peserta perempuan sementara hanya satu orang peserta laki-laki.

Peserta pertama sampai dengan keenam jelas dia, semuanya gagal karena kakinya terjepit dan akhirnya seorang pemuda peserta ketujuh berhasil menari dengan si gadis itu sampai selesai.

“Keduanya menari dengan sangat serasi dan kompak. Wajah keduanya mirip bagai pinang dibelah dua. Setelah pertunjukan itu selesai semua mata yang memandang terheran-heran melihat keduanya bertatapan sambil menangis,” terangnya.

Hendrikus, salah seorang pendamping penari lainnya menambahkan soal makna tarian Gawe Au. Bahwa mereka berdua akhirnya menemukan sesuatu yang dicari selama ini, yaitu kembarannya.

Lihat juga...