Indonesia Baru Miliki 63 LPTK SMK Berkualitas
JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menyebut, saat ini baru ada 63 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang ada di Indonesia. Lembaga tersebut, untuk mencetak guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berkualitas.
“Untuk menyiapkan guru SMK terbaik, kami melakukan seleksi. Dari 422 LPTK yang ada, yang kami beri izin hanya 63 LPTK,” ujar Direktur Pembelajaran Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristekdikti, Paristiyanti Nurwardani, usai membuka seminar Pendidikan Profesi Guru (PPG) Vokasi di Tangerang Selatan, Banten, Selasa (10/9/2019).
Syarat untuk bisa menjadi LPTK, harus memiliki guru vokasi yang terakreditasi A. Dosennya harus memiliki sertifikat kompetensi. “Saat ini sudah bertambah menjadi enam, meskipun yang empat belum terbit izin resminya,” tandasnya.
Sebanyak enam LPTK tersebut adalah, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Negeri Medan. Tidak semua LPTK bisa menjadi penyelenggara PPG vokasi, karena syaratnya cukup berat. Dosennya harus bersertifikat kompetensi, kampusnya memiliki tempat praktik, berkolaborasi dengan industri, memiliki tempat uji kompetensi, dan menjadi lembaga sertifikasi profesi.
Selain itu, LPTK tersebut juga harus membuat inovasi pembelajaran untuk program PPG Vokasi. Seperti pembelajaran daring dan realitas virtual atau virtual reality maupun augmented reality atau realitas tertambah.
Kepala Biro Perencanaan Kemenristekdikti, Erry Ricardo Nurzal, mengatakan, saat ini Indonesia kekurangan 122.000 guru vokasi. Selain itu, program studi vokasi baru ada dua, padahal idealnya ada 49 program studi vokasi.