Juru Kunci Makam
CERPEN ONS UNTORO
PANGGILANNYA Pak Wanto. Nama lengkapnya Parwanto. Umurnya 65 tahun, sudah lebih 30 tahun menjadi juru kunci makam.
Awalnya, ketika masih muda membantu bapaknya yang menjadi juru kunci, ketika bapaknya meninggal ia menggantikannya. Saat itu, umurnya baru 28 tahun.
Saat itu ia sudah memiliki istri dan satu anak, dan bekerja serabutan. Jadi, selain menjadi juru kunci ia juga memiliki pekerjaan lain.
Selama menjadi juru kunci makam, yang dijalani sejak awal tahun 1980-an, ia banyak kenal dengan keluarga-keluarga yang kerabatnya dimakamkan di ‘Singajayan’. Ya, nama pemakamannya ‘Singajayan’, karena makam tersebut berada di kampung Singojayan.
Termasuk di tengah kota Yogya, tapi jalan masuk menuju makam tidak besar, hanya pas untuk lewat satu mobil.
Menempati rumah di dekat makam bagi Pak Wanto, tak ada bedanya. Karena tetangga lainnya, sebenarnya juga tidak jauh dari makam. Hanya saja, karena sebagai juru kunci rumahnya persis mepet makam.
Selama 30 tahun tinggal di rumahnya itu, tak pernah ada pengalaman, yang sering disebutnya sebagai horor. Apalagi, tengah malam Pak Wanto sering terbangun dan duduk di samping rumah dekat makam, bahkan sering duduk di makam sambil merokok.
Perilakunya ini pernah membuat tetangganya ketakutan, ketika pulang tengah malam dan melewati makam, melihat di tengah makam ada orang merokok, tetapi tidak terlihat orangnya, hanya asap rokok mengepul.
“Hantu, ada hantu di tengah makam,” teriak tetangganya sambil lari, dan Pak Wanto tahu itu suara Sulis, seorang anak muda, yang dikenal suka menenggak minuman keras.
Pak Wanto tersenyum melihat Sulis ketakutan dan lari kencang sambil teriak-teriak. Kampung menjadi geger, banyak warga keluar rumah mendengar teriakan Sulis, dan Pak Wanto, sambil tersenyum masuk ke dalam rumahnya. Kembali tidur.