Kain Tenun Ikat Laku Keras di Festival Lamaholot
Editor: Koko Triarko
LARANTUKA – Pelaksanaan festival Lamaholot Nubun Tawa di kecamatan Lewolema maupun Nusa Tadon di desa Kiwangona, kecamatan Adonara Timur, sejak 11-15 September 2019, membuat penjualan kain tenun Lamaholot meningkat drastis.
Penjual kain tenun pun memanfaatkan event festival ini untuk menjajakan dagangan mereka. Selain kain tenun, ada aneka aksesori dari kain tenun, seperti tas, dompet, selendang dan lainnya. Semuanya dijual dengan harga terjangakau sesuai jenis dan motifnya.
“Adanya festival ini membuat kain tenun kami bisa terjual. Kalau jual di pasar-pasar di kabupaten Flores Timur, paling sebulan hanya laku 10 lembar saja,” kata Marcelina K. Maran, penjual kain tenun, Senin (16/9/2019).
Seli, sapaannya, mengatakan, dalam festival Lamaholot selama dua hari di kecamatan Lewolema, dirinya bisa menjual sekitar 10 lebih kain tenun. Kain tenun yang dijual seharga Rp 800.000 sampai Rp1 juta per lembar.
“Kadang setiap hari saya menjual di pasar Oka dan pasar lainnya di Flores Timur. Selembar kain tenun saya jual Rp800 ribu, dan yang siap pakai Rp1 juta,” ujarnya.
Seli mengaku hanya menjual kain tenun di kabupaten Flores Timur. Belum sampai ke luar daerah. Dirinya memasarkan kain tenun, agar motif kain tenun dari kecamatan Lewolema bisa dikenal orang dan tetap lestari.
“Ada kain tenun Kwatek, Nowing dan Kriot. Ke depan, saya ingin mengambil kain tenun dari kelompok kalau sudah besar usahanya. Kalau bisa, kami dapat bantuan dari pemerintah,” harapnya.
Pelaksaan festival Nubun Tawa tahun kedua ini, kata Seli, sudah lebih bagus dan menarik. Banyak tarian dan atraksi yang diadakan membuat penonton terpana menyaksikan pertunjukannya.