Kasus KIR Palsu Terungkap dari Persoalan Sepele
JAKARTA — Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Reynold Hutagalung mengatakan pengungkapan jaringan pemalsuan Kartu Uji Berkala (KIR) berawal dari persoalan sepele, yakni kemacetan yang terjadi akibat truk mogok di Tanjung Priok.
“Sebenarnya berangkat dari hal sepele, jauh sebelum maraknya kecelakaan disebabkan oleh truk di Tanjung Priok sering terjadi kemacetan akibat truk mogok,” kata Reynold di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (111/9/2019).
Dari banyaknya kasus kemacetan akibat truk mogok, jajaran Polres Pelabuhan Tanjung Priok melakukan penelusuran yang hasilnya menyatakan banyak truk tidak layak pakai yang menyebabkan terjadinya kecamatan akibat truk mogok.
Reynold mengatakan bahwa pihak mencari informasi di tengah masyarakat dengan menurunkan tim di lapangan.
Dari hasil penelusuran, tim menemukan adanya indikasi bahwa KIR yang digunakan pemilik truk diduga palsu. “Pengamatan ini kami lakukan sejak Juli,” kata Reynold.
Ia menyebutkan banyak pemilik dan pengusaha truk mengurus KIR melalui biro-biro jasa yang menerbitkan KIR tidak terdaftar di Dinas Perhubungan.Uji
Biaya pembuatan KIR di biro jasa tersebut Rp300 ribu untuk KIR baru dan Rp200 ribu untuk KIR perpanjangan. Biaya ini jauh lebih mahal darpada KIR yang ada di Dinas Perhubungan sebesar Rp92 ribu per kendaraan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Argo Yuwono yang memimpin gelar kasus menyebutkan praktik pembuatan KIR palsu ini telah merugikan negara.
Uji KIR, kata dia, perlu dilakukan mengingat banyaknya kasus kecelakaan yang melibatkan kendaraan angkutan berat, seperti truk, bus, dan kendaraan angkutan lainnya.