Kawasan Kumuh di Kotawaringin Timur Tersisa 32 Persen
SAMPIT – Keberadaan kawasan kumuh di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, masih tersisa sekira 32 persen. Ditargetkan pemerintah daerah setempat, bisa dituntaskan akhir tahun ini.
“Harapannya, akhir 2019 tidak ada lagi kawasan kumuh. Kalau akhir 2019 belum tuntas, maka diupayakan akhir 2020. Diharapkan tidak ada lagi kawasan kumuh, sehingga masyarakat aman, tenteram asri dan nyaman,” kata Wakil Bupati Kotawaringin, M Taufiq Mukri, usai meresmikan penggunaan sejumlah fasilitas bantuan pemerintah pusat untuk masyarakat, Selasa (3/9/2019).
Bantuan dari pemerintah pusat itu senilai Rp1 miliar, berupa hidran umum, gerobak, tempat sampah dan sejumlah sarana lainnya. Bantuan ini merupakan realisasi Program Kotaku atau Kota Tanpa Kumuh 2019. Taufiq menyebut, kawasan kumuh di Kotawaringin Timur tersebar di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Kota Besi dan Mentaya Hilir Selatan. Penanganan kawasan kumuh diklaimnya, terus digenjot sejak beberapa tahun terakhir. Upayanya dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah.
Penanganan kawasan kumuh diharapkan pemerintah daerah, bisa menjadi perhatian bersama. Karena hal itu, berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat. Lingkungan yang bersih dan nyaman, akan mempengaruhi kualitas kesehatan dan motivasi kerja masyarakat.
Taufiq berharap, bantuan dari pemerintah pusat terus berlanjut, dan pemerintah daerah memberikan pendampingan. Sementara pihak swasta, membantu menangani kawasan kumuh melalui program CSR (corporate social responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan.
Camat Mentawa Baru Ketapang, Sutimin, mengatakan, kawasan kumuh di wilayahnya pada akhir 2018 tersisa 7,25 hektare. Akhir 2019 ini diharapkan semua sudah tertangani, sehingga kecamatan yang merupakan bagian pusat Kota Sampit tersebut sudah bebas kawasan kumuh.