Kekeringan di Banyumas Meluas pada 60 Desa

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BANYUMAS – Kekeringan di wilayah Kabupaten Banyumas terus meluas, jika minggu sebelumnya hanya 18 kecamatan dan 57 desa yang mengalami krisis air bersih, minggu ini meningkat menjadi 19 kecamatan dan 60 desa. Kecamatan yang baru mulai mengalami kesulitan air bersih pada minggu ini yaitu Kecamatan Wangon.

Kepala Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Ariono Poerwanto, mengatakan, meskipun pada beberapa titik sempat turun hujan, namun hanya sebentar dan belum mampu untuk mengatasi kebutuhan air bersih warga setempat.

Kepala Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Ariono Poerwanto memaparkan soal kebijakan distribusi air bersih, Minggu (15/9/2019) – Foto: Hermiana E. Effendi

“Dari dari ke hari, jumlah desa yang mengalami krisis air bersih terus bertambah, sampai saat ini total sudah ada 60 desa yang tersebar pada 19 kecamatan,” jelasnya, Minggu (15/9/2019).

Dari data BPBD Banyumas, hingga saat ini total sudah melakukan droping air sebanyak 1.062 tangki air atau sebanyak 5.307.000 liter air bersih sudah didistribusikan ke berbagai desa. Jumlah kepala keluarga (KK) yang mengalami krisis air bersih sebanyak 14.521 atau sejumlah 51.585 jiwa.

Banyaknya desa yang mengalami kesulitan air bersih ini, menyebabkan petugas BPBD Banyumas harus bekerja hingga dini hari.

Distribusi air bersih untuk satu titik, minimal dibutuhkan waktu sekitar dua jam. Sementara desa yang membutuhkan air bersih letaknya menyebar, terdapat pada 19 kecamatan dari total 27 kecamatan di Banyumas.

Lebih lanjut Ariono merinci, droping air paling sering dan terbanyak dilakukan di Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati yang sampai saat ini total sudah 86 tangki atau sebanyak 430.000 liter.

Lihat juga...