Kemarau di Lampung Selatan Menurunkan Produksi Gula Merah

LAMPUNG – Usaha pembuatan gula merah di kawasan perkebunan kelapa di Lampung Selatan mengalami penurunan produksi. Kemarau, berdampak pada produksi air nira yang ikut menurun.

Hal tersebut tentu saja mempengaruhi hasil gula kelapa atau gula merah yang diproduksi. Senen, pembuat gula merah di Dusun Bangun Dana, Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang, menyebut, pohon kelapa mengalami penurunan kadar air.

Selama ini, Senen menderes nira kelapa dengan sistem mengontrak pohon kelapa milik pekebun. 200 batang kelapa, dikontrak dengan harga Rp2juta pertahun. Di musim kemarau ini, produksi air nira mulai berkurang sejak Mei silam. Setiap hari, Dia memasang pongkor atau wadah dari jerigen yang dimodifikasi untuk menampung air nira kelapa. Saat ini, jeriken kapastitas lima liter yang telah dimodifikasi tersebut hanya bisa menampung setengah liter nira.

Gula merah produksi warga Lampun Selatan – Foto Henk Widi

Di kondisi normal, setiap jeriken bisa menampung nira hingga satu liter. Saat ini dari 200 pohon yang disadap, hanya bisa didapatkan sekira 50 liter nira.  “Hasil air nira bahkan bisa berkurang menyesuaikan usia pohon kelapa, semakin tua pohon akan menghasilkan nira lebih sedikit dibandingkan pohon yang masih muda,” terang Senen kepada Cendana News, Senin (16/9/2019).

Senen, setiap Sehari bisa mencetak gula kelapa atau gula merah 15 hingga 20 kilogram. Saat kemarau, produksi gula kelapa yang menurun membuat harga gula kelapa mulai meningkat. Pada kondisi normal, gula kelapa dijual Rp10.000. Kini harga mulai naik menjadi Rp12.000 perkilogram.

Lihat juga...