Kemarau, Permintaan Kelapa Muda Meningkat
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Rasa yang lebih manis, menjadi ciri khas kelapa muda atau dugan yang dipanen di wilayah Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel). Saat ini, permintaan kelapa muda sedang mengalami peningkatan.
Imam, pemilik kebun kelapa hibrida, kelapa dalam jenis hijau dan merah menyebut, permintaan mencapai ratusan hingga ribuan butir setiap setengah bulan sekali. Kemarau, disebut Imam membuat air dan daging kelapa miliknya menjadi lebih manis. Perubahan kualitas buah kelapa tersebut, berdasarkan informasi dari pengecer yang meminta pasokan.
Kelapa muda yang dipanen dari 150 batang kelapa miliknya, kadar air yang berkurang membuat rasa menjadi lebih manis. Namun, peningkatan rasa yang lebih manis tidak diimbangi dengan kuantitas panen yang dihasilkan. Pada musim penghujan satu janjang kelapa menghasilkan 10 hingga 15 buah kelapa muda. Sementara saat kemarau, buah kelapa yang dihasilkan maksimal hanya 10 buah.
Selain kuantitas buah kelapa muda yang berkurang, ukuran buahnya juga lebih kecil. Namun, kualitas daging buah dan air yang dihasilkan lebih manis. “Kualitas rasa air dan daging buah kelapa muda yang dihasilkan saat kemarau membuat permintaan meningkat saat kemarau, meski pasokan lebih sedikit, karena hasil panen lebih sedikit,” terang Imam saat ditemui Cendana News, Senin (9/9/2019).
Pergandeng kelapa dijual dengan harga Rp1.500 atau Rp750 perbutir. Saat kemarau, harga pergandeng kelapa muda dijual Rp2500 atau Rp1.250 perbutir. Panen kelapa muda menjadi penyela, sebelum kelapa dipanen tua. Kelapa tua dijual Rp3.000 pergandeng. Tanaman kelapa selama ini ditanam hanya sebagai pagar pembatas. Namun, semenjak setiap bulan Ramadan menjelang Idul Fitri, permintaan meningkat.