Kemarau, Petani Lamsel Pangkas Tanaman Padi untuk Pakan Ternak

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Puluhan hektare lahan padi sawah usia dua bulan milik petani Penengahan dipastikan gagal panen (puso).

Sejumlah petani yang sekaligus peternak di Desa Kelaten, Desa Pasuruan memilih membabat tanaman padi untuk pakan.

Suharsono, pemilik dua ekor sapi memilih membabat tanaman padi miliknya sebelum kering. Sebab imbas kemarau pasokan air tidak bisa mengaliri sawah miliknya.

Padi varietas Ciherang dengan bibit satu kampil pada lahan setengah hektare dipastikan gagal panen. Sebagian tanaman padi yang mulai berbulir (meratak) sempat dialiri air. Namun pasokan dari sumur bor tidak sebanding dengan luasan lahan. Imbasnya padi Ciherang yang akan mengering dibabat untuk pakan ternak sapi.

Puluhan hektare lahan sawah yang mulai berisi bulir padi mengalami kekeringan di Desa Kelaten, Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan Lampung Selatan, Minggu (15/9/2019) – Foto: Henk Widi

Kekeringan lahan pertanian pada tahun ini menurutnya paling parah. Sebab pada masa tanam kemarau (gadu) tahun sebelumnya ia masih bisa menggunakan sumur bor.

Berdiameter 3 inchi sumur bor miliknya bisa digunakan untuk sebanyak 5 hektare lahan. Namun kemarau yang lebih panjang mengakibatkan ia merelakan tanaman padi miliknya kekeringan.

“Setiap hari saya membabat tanaman padi satu petak untuk tambahan pakan sapi selain mencari rumput hijauan di tepi sungai. Sebab tanaman padi yang kering sudah tidak bisa diselamatkan,” terang Suharsono saat ditemui Cendana News, Minggu (15/9/2019).

Puluhan petak sawah yang ditanami padi menurutnya sudah habis dibabat untuk pakan ternak. Ia menyebut pada kondisi normal tanaman padi yang dipangkas akan menumbuhkan singgang.

Lihat juga...