Kemarau, Petani Lamsel Pangkas Tanaman Padi untuk Pakan Ternak
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Singgang yang merupakan tunas padi akan digunakan lagi sebagai pakan ternak. Sebab meskipun hujan mengguyur lahan sawah, ia sudah tidak bisa menyelamatkan tanaman padi miliknya.
Suharsono menyebut petani di wilayah tersebut berharap bantuan sumur bor lebih besar. Sebab idealnya sumur bor yang bisa digunakan untuk mengairi lahan sawah berukuran 8 inchi.
Sumur bor yang lebih besar tersebut diharapkan bisa mengairi lahan pertanian sawah yang lebih luas. Keberadaan sumur bor yang ada saat ini diakuinya harus terbagi untuk kebutuhan rumah tangga.
“Kemarau sudah terjadi sejak awal masa tanam, kebutuhan air dipastikan sangat banyak sehingga tanaman padi dibiarkan kering karena air dipakai untuk minum dan kebutuhan harian,” ungkap Suharsono.
Meski fasilitas saluran irigasi memadai Suharsono menyebut air dari Gunung Rajabasa tidak bisa menjangkau wilayah tersebut. Fasilitas saluran irigasi yang dibangun oleh Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) disebutnya sebagian rusak.
Kemarau membuat sejumlah saluran irigasi pecah pada bagian pondasi. Meski air mengalir sebagian terbuang melalui celah saluran irigasi yang pecah.
Felik, petani lain memilih membabat tanaman padi usia dua bulan miliknya akibat kemarau. Ia menyebut tidak bisa menyelamatkan tanaman padi yang mulai berbulir akibat kekeringan. Ia memastikan sudah melakukan proses pemupukan tahap pertama, namun kekurangan air berimbas tanaman padi mati.
