Kuota Dibatasi, Warga Mulai Kesulitan Dapatkan Gas Melon
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LAMPUNG — Pembatasan kuota 10 tabung untuk setiap pengecer menyebabkan masyarakat di Lampung Selatan (Lamsel) kesulitan mendapatkan gas elpiji bersubsidi 3 Kilogram (Kg).
Asnawati, warga Desa Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa menyebutkan, sebagian pengecer yang menyediakan gas melon umumnya kehabisan stok. Sebagai masyarakat dengan ekonomi terbatas ditambah usai tsunami 22 Desember 2018 ia terpaksa memakai tabung gas subsidi.
“Sejumlah agen membatasi kuota penjualan setiap pengecer maksimal 10 tabung gas elpiji ukuran 3 Kg. Sisanya tabung nonsubsidi ukuran 5,5 Kg atau tabung pink,” sebutnya saat ditemui Cendana News, Selasa (3/9/2019).
Sejumlah warga yang tinggal di hunian sementara (huntara) diakuinya rata rata menggunakan tabung gas melon. Selain itu, harga di tingkat pengecer menurut Asnawati cukup beragam. Dua pekan sebelumnya seharga Rp23.000 per tabung namun sejak awal September sejumlah pengecer menjual dengan harga Rp25.000.
“Saya mendapatkan tabung gas melon pada agen bertepatan dengan waktu pembongkaran, sebab menunggu sampai ke pengecer butuh waktu satu hari, sementara saya harus segera memasak,” ungkap Asnawati.
Mayan, pekerja pada salah satu agen elpiji menyebut permintaan cukup meningkat dalam dua pekan terakhir. Sesuai dengan tradisi masyarakat pesisir yang sebagian memilih bulan Suro untuk hajatan ikut mendorong penggunaan gas elpiji.
Ia menyebut kuota yang dipasok dari distributor saat ini hanya mencapai 560 tabung gas melon. Selebihnya sekitar 50 tabung merupakan gas kuran 5,5 Kg atau Bright Gas.
“Pasokan dari distrubutor akan dibagikan kepada pedagang pengecer dengan kuota 10 tabung gas melon dan 5 bright gas nonsunsidi,”ungkap Mayan.