Lezatnya Tukulamba, Kuliner Khas Warga Kepulauan di Sikka

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Warga yang mendiami berbagai kepulauan di Teluk Maumere seperti pulau Besar, Parumaan, Koja Doi, Pemana dan Sukun sebagian besar merupakan warga perantau asal Sulawesi.

Semua warganya beragama muslim dan sebagain besar menggantungkan hidup sebagai nelayan. Meski sudah ratusan tahun menetap di kabupaten Sikka, namun adat dan budaya termasuk kulinernya tetap dipertahankan.

“Sebagian besar warga kepulauan berasal dari Buton, Bajo dan Bugis. Dulu mereka semua merupakan nelayan yang berlayar dari kampung halaman dan menetap di kabupaten Sikka,” kata La Mane Untu, mantan kepala desa Koja Doi, Sabtu (7/9/2019).

La Mane menyebutkan, meskipun telah turun temurun menetap di kabupaten Sikka, warga asal Sulawesi tetap mempertahankan kuliner lokalnya. Orang tua selalu menghidangkan makanan lokal sehingga anak cucu bisa memasaknya.

“Anak-anak perempuan zaman sekarang pun mahir mengolah makanan lokal. Hampir semua makanan lokal bisa dimasak oleh para perempuan saat ini,” tuturnya.

Warga desa Koja Doi, Wa Saedah mengatakan, Tukulamba merupakan salah satu makanan lokal yang hampir setiap hari dimasak. Semua perempuan di desa Koja Doi selalu memasak makanan ini.

Wa Saedah, warga desa Koja Doi, kecamatan Alok Timur, kabupaten Sikka, NTT, saat ditemui Cendana News, Sabtu (7/9/2019) – Foto: Ebed de Rosary

“Tukulamba dibuat dari jagung. Biasanya warga menggunakan jagung lokal karena rasanya lebih enak dan tidak berasa pahit saat dimasak dan dimakan,” terangnya.

Cara mengolahnya pun sederhana saja. Wa Saedah menyebutkan, awalnya jagung dijemur terlebih dahulu di terik matahari agar benar-benar kering. Jagung yang dipergunakan pun harus yang benar-benar kering.

Lihat juga...