Makanan Tradisional Jadi Pilihan Menu Sehat Warga Lamsel

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Masyarakat di Lampung Selatan, saat ini makin menyadari pentingnya menjaga kesehatan dengan mengonsumsi kuliner sehat. Demikian pula bagi para pedagang makanan, sehingga dalam membuat makanan menghindari penggunaan bahan pengawet kimia dan bahan lain yang berbahaya.

Suharni, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, penjual makanan tradisional berbahan singkong dan ketan, mengatakan, para pelanggan kian menyukai kuliner tradisional karena diolah tanpa bahan pengawet. Selain itu, kandungan gizi pada makanan yang dibuatnya cocok untuk diet sejumlah gejala penyakit tertentu.

Olahan dari singkong yang dibuat menjadi tiwul, gatot kerap diminati sebagai diet penderita diabetes melitus atau penyakit gula. Pelanggan bahkan memesan rutin beras tiwul yang diolah sebagai pengganti nasi.

Kuliner berbahan singkong yang dibuat menjadi tiwul, gatot, dikombinasikan dengan parutan kelapa. Selain itu, Suharni juga menjual jadah, lemper berbahan ketan dengan serundeng parutan kelapa.

Kue-kue tradisional tersebut, Suharni kerap dipesan sejumlah kantor instansi pemerintahan. Sejumlah pertemuan arisan dan acara keluarga, juga memilih makanan tradisional pengganti makanan kemasan.

Suharni, menyiapkan tiwul untuk dijadikan nasi tiwul yang masih dijadikan makanan tradisional di Lampung Selatan, Sabtu (14/9/2019). -Foto: Henk Widi

“Tren mengonsumsi kuliner tradisional makin meningkat, karena sejumlah masyarakat mulai sadar pentingnya menjaga pola hidup sehat dengan cara memilih kuliner sederhana, namun kandungan gizinya bagus,” tutur Suharni, saat ditemui Cendana News, Sabtu (14/9/2019).

Lihat juga...