Menggandeng Gereja, WTM Dorong Kaum Muda di Maumere Menjadi Petani
Editor: Mahadeva
MAUMERE – Minimnya jumlah anak muda yang bergelut di sektor pertanian, membuat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Tani Mandiri (WTM) tertantang, menghadirkan generasi muda di bidang pertanian.
Menjawab tantangan tersebut, WTM mencoba menggandeng gereja untuk membantunya. Direktur WTM, Carolus Winfridus Keupung menemui Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, hingga dua kali untuk membicarakan hal tersebut. “Dalam pertemuan kali ini, kami membahas upaya WTM dalam mengembangkan petani muda, dengan membangun koordinasi bersama gereja lokal,” kata Carolus Winfridus Keupung, Jumat (6/9/2019).
Program tersebut menyasar Orang Muda Katolik (OMK) yang ada di setiap paroki di wilayah dampingan. Diantaranya, di Kecamatan Mego, Tanawawo dan Magepanda. “Kami melihat, petani yang ada sekarang ini, adalah petani yang berumur di atas 45 tahun. Karena itu, kami berpikir untuk mengembangkan petani muda melalui pendampingan dan motivasi bagi OMK,” tuturnya.
WTM juga berkoordinasi dengan pemerintah desa, untuk program memunculkan petani muda. Termasuk telah bekerjasama dengan Misereor, organisasi para Uskup Katolik Jerman. Kolaborasi dua lembaga tersebut, terjadi dalam proyek Peningkatan Kapasitas Masyarakat Tani, dalam upaya Adaptasi Perubahan Iklim Lewat Pendekatan Usaha Tani Berbasis Konservasi. “Pendampingan dilakukan di 97 kelompok tani di 18 desa di kecamatan Mego, Tanawawo dan Magepanda,” paparnya.
Dalam pertemuan hampir sejam tersebut, Mgr. Edwaldus, merasa senang dengan kerja nyata WTM bersama dengan kader tani. “Dengan kondisi rendahnya minat orang muda untuk terjun ke dunia pertanian dan tingginya angka orang muda yang pergi merantau, sangat perlu untuk memberi motivasi dan dorongan bagi orang muda untuk bertani dengan baik,” tegas Uskup Maumere.